Thursday 5 December 2013

Sindoro - Perjalanan di mulai

Setelah sekian lama hanya duduk diam, tidur, makan, kuliah, akhirnya saya beranikan diri untuk KELUAR dari rutinitas itu. Yup, ,, Hanya sekedar ingin lihat dunia luar. Yaaaaa,, kali ini saya akan berbagi pengalaman PERTAMA saya mendaki gunung.  Semua ini akibat bujukan dan rayuan serta racun yang terus ditebarkan sobat saya (Afip), yang akhirnya membuat saya memberanikan diri untuk join dalam pendakian kesekian kalinya bagi dia yaitu mendaki Gunung Sindoro. 

Sedikit gambaran tentang Gunung Sindoro ini adalah sebuah gunung volkano akftif yang terletak di Temanggung – Jawa Tengah, gunung ini juga berdekatan dengan Gunung Sumbing. Selain letaknya yang berdekatan, serta memiliki bentuk dan tinggi yang hampir sama. Tinggi Gunung Sumbing sekitar 3.340 m dari permukaan laut (dpl), sedikit lebih tinggi daripada Sindoro (3.153 mdpl). Jika dipetakan, Sumbing berada disebelah barat daya kota Temanggung dan sebelah Timur kota Wonosobo. Sedangkan Sindoro disebelah barat laut Temanggung danTimur laut Wonosobo. Masyarakat dikedua daerah itu menyebut Sindoro-Sumbing sebagai Gunung kembar. Keduanya menyimpan potensi wisata yang sangat besar, meskipun belum semuanya bisa dikelola secara maksimal.
  • Terdapat 5 pos pendakian dari basecamp
  • Jarak antar pos, basecamp ke pos 1 ~+ 1.5 jam
  • Pos 1 – Pos 2 ~+ 1.5 jam
  • Pos 2 – Pos 3 ~+ 2 jam
  • Pos 3 – Pos 4 ~+ 2 jam
  • Pos 4 – Pos 5 (puncak) ~+ 2 jam
  • Pos yang bisa di buat nge-camp ada di pos 3 yang tempatnya cukup luas
  • Pos 4 tidak bisa dibuat nge-camp, dikarenakan kondisi medan yang miring
  • Pos 5 adalah puncak Sindoro
Jalur Pendakian Via Kledung (Credit Pic : Mr. Google)
 (Credit : Mr Google)

Satu minggu sebelum pendakian saya sudah heboh sendiri bak mau pergi ke luar negeri. Saya banyak cari info dimana-mana mengenai jalur pendakian, trek yang akan dilalui, serta cerita mengenai pengalaman buruk, maupun pengalaman baik dari para pendaki yang sudah terlebih dulu pergi kesana. Dengan modal nekad itulah,serta uang patungan 20rb (untuk Sewa tenda, sleeping bag, tiket masuk), logistik dan beberapa barang bawaan (Training, topi, jas hujan, jaket tebal, sandal gunung, masker, obat-obatan, kamdig, senter, dll )yang memang sudah di persiapkan 3 hari sebelumnya, maka saya beranikan diri untuk berangkat.

Hari itu Jum'at, 11 Oktober 2013 sekitar pukul 15.00, setelah praktikum Sistem Informasi Manajemen, saya berangkat ke kost Afip di daerah UNY. Kami memang janjian untuk kumpul disana. Saat itu saya belum tahu siapa-siapa saja yang ikut dalam pendakian kali ini. Akhirnya, kumpulah semua anak yang akan ikut dalam pendakian kali ini, mereka : Saya (Miftah), Afip, Chabib, Mas Arief, Isnan, Yudhi, Joko. Kami namakan diri kami Wong Biyen (Orang dahulu). Dari semuanya, yang kukenal sebelumnya hanya Afip, yang lainnya belum kenal sama sekalI. Bak kata pepatah "Tak Kenal maka tak sayang" maka saat itu juga kami berkenalan satu sama lain supaya lebih akrab.

Tepat pukul 17.00, kami semua berangkat dari Kost Afip (daerah UNY) menuju Temanggung. Perjalanan kali ini kami tempuh dengan menggunakan sepeda motor. Saya berboncengan dengan afip menggunakan motor matic saya. Kami sempat berhenti satu kali untuk mengisi bahan bakar di daerah Sleman. Waktu tempuh Jogja-Temanggung sekitar 3 jam. Berkendara motor di malam hari disertai gerimis air hujan yang turun memang harus extra waspada, ditambah lagi beban yang berat dari tas afip, membuat beberapa kali kami harus bergantian mengendarai motor.

Sekitar pukul 20.00, kami tiba di basecamp pendakian Balai Desa Kledung. Lekas segera kami sholat jamak, serta istirahat sejenak dan mempersiapkan diri dan barang bawaan untuk memulai pendakian. Tepat Pukul 21.00 kami memulai Pendakian itu. Tak lupa doa kami panjatkan untuk mengiringi keselamatan dan kelancaran kami selama pendakian.


Basecamp Balai Desa Kledung
Wong Mbiyen di depan gerbang Balai Desa Kledung






Perjalanan dari basecamp menuju pos satu merupakan trek landai dengan jalan batuan buatan yang disusun sedemikian rupa membentuk jalan. Sekitar jalan kami disuguhi pemandangan ladang penduduk yang karena gelapnya malam, sehingga membuat kami tidak bisa melihat tanaman apa yang kebanyakan ditanam oleh penduduk. Sebenarnya dari basecamp ke pos 1 ada jasa ojek yang bisa disewa untuk ke pos 1dengan biaya 10rb. Karena waktu yang telah malam, tidak ada satupun tukang ojek pada saat itu.

Setelah satu jam perjalanan dengan beberapa kali berhenti untuk menyeka keringat, akhirnya kami sampai di pos 1. Kami beristirahat sejenak disitu sembari memulihkan tenaga.

Perjalananpun dilanjutkan kembali menuju pos 2.. Perjalanan dari pos 1 ke pos 2 didominasi oleh hutan yang tidak begitu rapat dengan trek yang cukup landai bagi saya. Tapi lain halnya saat perjalanan turun (Nanti saya ceritakan). Setelah satu jam berjalan kami pun sampai di pos 2.  Sekitar 10 menit kami beristirahat di pos 2.

Pos 2

Selanjutnya sekitar pukul 23.20 kami melanjutkan perjalanan menuju pos 3. Kali ini jalan yang kami temui adalah jalan yang terus menanjak dengan trek bebatuan disertai kerikil-kerikil kecil. Perjalanan malam hari saat itu pun membuat kami harus ekstra hati-hati. Sebisa mungkin kami jangan terpencar satu sama lain. Kami terus berjalan beriringan dengan komando Chabib sebagai orang yang sudah pernah mendaki sindoro. Saat itu suasana begitu hening, hanya ada suara langkah kaki kami yang menemani perjalanan malam itu. Trek yang terus menanjak memang sangat menguras keringat, tak ingat berapa kali kami harus berhenti sejenak untuk memulihkan stamina dan melepas dahaga. Bagi saya yang baru pertama kali mendaki gunung, trek itu benar-benar berat. Pos tiga memang terasa sangat jauh bila dirasakan, ditambah trek yang terus menanjak tanpa henti.

Setelah satu setengah jam berjalan sekitar pukul 01.00 dini hari kami tiba di pos 3. Akhirnya penantian panjang itu tiba. Seketika itu juga saya rebahkan tubuh sejenak, kemudian bangun tenda untuk tempat berlindung kami malam itu. Tak lupa kami keluarkan perbekalan kami untuk sekedar mengalas perut.
Masak dalam tenda

Setelah perut terisi satu persatu dari kami pun berusaha untuk tidur. Malam itu udara benar-benar dingin menusuk tulang.

Dalam nikmatnya tidur saat itu, sekitar pukul 04.00 saya dibangunkan oleh Afip.
"Le... tangi lee... Sunrise e wes muncul" katanya

Seketika juga saya keluar dari tenda diiringi teman-teman yang lain. Saat itu juga saya diam sejenak, melihat didepan mata tersaji lukisan Tuhan yang luar biasa. Saya tidak bisa berkata apa-apa saat itu. Yang aku bisa lakukan adalah terdiam, melihat ke arah guratan cahaya berwarna jingga.  Yaaaa,, sunrise dengan latar gunung sumbing, gunung merapi dan gunung merbabu pagi itu benar-benar memanjakan mata.

Segera kuambil kamera pocket dari dalam tenda, dan kami abadikan momen matahari terbit dari ketinggian sekitar 2000 mdpl di Gunung Sindoro. Indonesia, negeri tercinta ini memang teramat indah.

SUBHANALLOH.!!!!!

Nikmati gambar berikut ini :
Afip dan Yudhi
Mas Arief
PERFECT
Di kejauhan : Gunung Sumbing, Gunung Merapi, Gunung Merbabu
Kami dan sunrise

Sunrise pagi itu (gambar agak blur)

Bersama Sobat di Gunung Sindoro
Perlahan, mataharipun mulai muncul dari peraduan. Sang surya muncul perlahan dari sebalik gunung yang terlihat kecil (tidak tahu namanya), menyempurnakan lukisan tuhan pagi itu.
Matahari mulai menampakkan dirinya

Matahari dalam Genggaman
NICE
Saat matahari mulai meninggi, dan guratan jingga itu perlahan menghilang, kami alihkan pandangan kami sedikit kekiri. Kami disuguhkan gumpalan awan dengan latar gunung lawu (sepertinya).  Pagi itu benar-benar indah dengan cuaca yang bersahabat bagi kami.
Gumpalan Awan

Berdiri di atas awan

Ya Robb, betapa indahnya negeri ini !!!

Lukisan Tuhan
Setelah puas menikmati panorama sunrise pagi itu, kami pun mengemasi semua barang bawaan kami. Kami memutuskan tak meninggalkan sembarang barang apapun di pos 3, karena menurut info yang kami dapat, pos 3 ini agak rawan dengan tindak pencurian. Maka kami terpaksa membawa tas-tas kami sampai ke puncak.

Sekitar pukul 07.00 kami bergerak menuju POS 4, POS 5 dan Puncak
Wong Mbiyen
 #Next Perjalanan yang sebenarnya

2 comments: