Setelah cukup istirahat dan melepas dahaga dengan air pemberian pendaki lain, kamipun mulai bergerak turun untuk kembali ke basecamp. Target kami adalah jam 7 malam sudah harus tiba di basecamp. Waktu itu, pukul 13.30 kami mulai bergerak turun. Perjalanan turun bila dibandingkan dengan perjalanan naik tadi memang berbeda. Setidaknya sedikit lebih ringan dari pada perjalanan manjat yang tiada henti tadi. Bahkan, sesekali Isnan dan Yudhi memanfaatkan trek yang turun dengan "plosotan" ditengah rumput ilalang untuk meringankan beban perjalanan.
Ditengah perjalanan Turun, Afip sempat bercerita kalau dia sempat meminum air hujan yang menggenang di bebatuan untuk melicinkan tenggorokan. Seketika itu saya tergedik geli. Sebenarnya ada salah satu dari teman saya yang masih menyimpan persediaan air. Saya tahu itu setelah diberi tahu Afip. Tapi, entah apa yang ada dibenak anak itu, melihat temannya kehausan, tak ada itikad sama sekali untuk memberi air minum. Sungguh tega...... hahaha....
Air minum saat itu telah habis. Tak ada setetes air minumpun yang tersisa dari ke 5 teman saya. Tapi dibalik gundukan tas punggung teman saya, sebenarnya tersimpan apa yang kami butuhkan saat itu. :(
Berpacu dengan waktu sembari menahan haus, kami terus berjalan. Sesekali kami berlari-lari kecil supaya lebih cepat sampai basecamp. Ditengah perjalanan, kami sesekali berhampiran dengan pendaki lain yang sepertinya berencana bermalam di puncak ataupun spot lainnya.
|
Chabib Membawa Air Kehidupan. hahah.. (Berlebihan) |
|
Apa nama tempat ini ? "Mbuh" |
|
Berjalan Turun |
|
Kabut yang cukup Tebal |
|
Plosotan Gunung Sindoro |
Gerak laju keenam teman saya memang sulit untuk ditandingi. Mereka terus berjalan seolah tak kenal haus. Keceriaan saat itu terus tercipta, meskipun sebenarnya menyembunyikan kekesalan pada salah satu teman kami.
Sesekali kami berhenti untuk rehat sejenak. Bahkan, Chabib dan Yudhi yang bergerak dengan lajunya dan meninggalkan kami di belakang sempat tertidur sejenak untuk menunggu kami.
|
Trek Turun |
|
Masih Jauh |
|
Terlihat Chabib sudah jauh didepan |
Ditengah perjalanan, kami berusaha mencari botol-botol bekas buangan para pendaki lain dengan harapan dapat menemukan air minum. Namun, tak satupun botol yang kami temui itu berisi dengan air minum. Ada botol yang berisi, namum warnanya yang coklat keemasan meragukan kami, apakah itu air teh atau air seni ?
Sekitar pukul 4 sore kami sampai di pos 3. Disitu kami beristirahat sejenak. Di pos 3 cukup banyak pendaki yang ngecamp di situ. Kami berusaha mencari donatur air minum, dari pendaki yang ngecamp di pos 3. Akhirnya setengah botol air minum kami dapatkan. Syukur tak terhingga pun terucap kala itu. Yaaa... walaupun cuma setengah botol, tapi sangat menyegarkan tenggorokan kami berenam.
Teman saya yang satunya ? jangan ditanya lah... haha
|
Tergeletahk menahan haus sebelum sampai di pos 3 |
|
Gunung Sumbing dari pos 3 |
|
Afip di pos 3 |
|
Sumbing yang Gagah |
Air yang menyegarkan itu habis sudah.
Setelah cukup beristirahat, dan tenggorokan mulai licin. Kamipun melanjutkan perjalanan turun kembali tanpa bekal air minum . Keempat teman saya (Chabib, Isnan, Mas Arif, Yudhi) bergerak dengan lajunya ke bawah. Sementara saya dan Afip berjalan santai sambil sesekali bercerita. Sementara Joko tertinggal dibarisan paling belakang.
Sesekali saya menengok ke atas, ternyata puncak sindoro jauh juga perjalanannya. Rasa tak percaya "HAMPIR" sampai puncak pun ada dibenak saya saat itu.
Sekitar pukul 5 sore kami sampai di pos 2. Mulai dari pos 2 inilah perjalanan turun agak sedikit ringan. Tetapi karena lutut yang mulai terasa sakit menahan beban tubuh secara terus menerus, perjalananpun tak semudah dan seringan yang dibayangkan. Lutut saya seperti tak mampu menahan berat tubuh saat itu.
Langit mulai gelap, basecamp masih jauh dari pandangan. Pos 1 baru saja digapai. Ya tepat kumandang adzan magrib kami sampai di pos1. Sembari menunggu Joko yang tertinggal jauh dibelakang, kami pun istirahat disitu. Sesekali ada pengendara ojek menawarkan jasanya. Tapi kami tolak secara halus. Dalam pikiran kami, "Nanggung" walau sebenarnya fisik saya membutuhkan itu. Tapi tidak dengan teman saya yang lainnya. Atas nama kesetiakawanan, maka saya pun memutuskan untuk terus jalan kaki bersama keenam teman saya yang lain.
"Berangkat bareng, pulang harus bareng dong"
|
Wajah-wajah kehausan di pos 1 |
Malam itu adalah malam minggu, banyak sekali kami bertemu dengan para pendaki lain yang berencana menghabiskan malam minggu di Sindoro. Mungkin pos 3 malam itu penuh sesak dengan tenda-tenda yang didirikan oleh para pendaki.
Akhirnya, setelah berjalan 1 jam dari pos 1 kami sampai perkampungan penduduk. Langsung saja kami cari air minum untuk mengganti kekurangan cairan yang ada di tubuh kami. Legaaaaaaaaaaaaaaaa.........
Sekitar pukul 19.00, kami tiba di basecamp. Istirahat,ganti baju, cuci muka untuk menyegarkan wajah, kami lakukan saat itu.
Sebenarnya malam itu ada pertandingan kualifikasi Piala asia u-19 antara Indonesia dengan Korea Selatan. Chabib sempat menawarkan untuk istirahat sejenak sembari menonton pertandingan. Namun, akhirnya niat itu kami urungkan, karena sudah teramat rindu dengan kasur. hahhaha...
Pukul 20.00 kami bergerak meninggalkan basecamp kembali ke Jogja dengan motor kami masing-masing. .
Selamat Tinggal Sindoro.
.....
.....
.....
Kami tiba di jogja pukul 23.00.
..............................................................................................................................................................
Terima kasih Sindoro, atas pengalaman tak terhingga yang telah kau berikan.
Pengalaman pertama mendaki gunung itu membuat saya ketagihan akan keindahan yang disuguhi dari salah satu tanah tertinggi di Indonesia. Yaaa.... negeri ini begitu indah, kami sangat bersyukur dilahirkan di negeri ini walau dengan sekian banyak problematika yang ada. I LOVE INDONESIA
#END